BINTUNI, kadatebintuni.com ~ Partai Perindo (Persatuan Indonesia) kabupaten Teluk Bintuni harap semua pihak tidak hanya Pemerintah Kabupaten, agar segera sikapi krisis air yang kerap terjadi di kampung Sidomakmur distrik Aroba, Teluk Bintuni.
Kebutuhan akan air warga RKI [Rumah Kayu Indonesia] Aroba, khususnya ketersediaan sumber air bersih layak konsumsi dinilai Ketua Perindo Bintuni Edison Orocomna, SPAK, SH MM sangat tidak mencukupi bahkan tidak ada.
Hal tersebut disampaikan Edison Orocomna, Sabtu [06/10], ketika bersama warga meninjau salah satu sumber air yang biasanya dipergunakan guna mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari.
“Pengakuan warga kalau sudah musim panas begini, air kering semua. Di tempat penampungan air hujan yang biasanya dipakai warga sidomakmur untuk mandi, mencuci, bahkan masak/minum juga ikut kering” kata Edison.
Menurut Edison, untuk ukuran sebuah kampung dengan populasi hampir seribuan warga, seharusnya hal ini tidak boleh sampai terjadi.
“Bayangkan jumlah penduduk kampung sidomakmur hampir seribu jiwa, sangat disayangkan bisa krisis air bersih seperti ini,” ujar Edison Orocomna.
Ketika diwawancarai, Sugiarno Ketua RT 03/RW 01 Sidomakmur, Distrik Aroba membenarkan hal tersebut. Ia menjelaskan bahwa satu-satunya harapan warga agar kebutuhan air mereka tercukupi adalah ketika musim hujan tiba.
“Disini susah dapat air sumur. Kalau tidak hujan, musim kemarau kaya begini, ya udah kayak yang bisa dilihat ini,” ujar Sugiarno seraya menunjukkan lokasi penampungan air sementara warga sidomakmur berbentuk kubangan raksasa.
Ia membeberkan bahwa 4 tahun lalu, pemkab melalui Dinas PU sudah pernah membuat bak penampungan air yang berlokasi kurang lebih 2 KM berjarak dari kampung sidomakmur dan kemudian dialirkan ke rumah warga.
Pengaliran air dari bak besar menuju rumah warga menggunakan sebuah mesin pump yang dihidupkan dengan menggunakan solar cell, namun hingga saat ini bak tersebut telah rusak solar cellnya pun ikut rusak serta tidak bisa dipergunakan lagi.
“Pemerintah pernah buat penampungan air menggunakan solar cell, tapi solar cell-nya rusak kemasukan ular. Rusaknya sekitar 2 tahun yang lalu sampai sekarang” ungkap Sugiarno.
Selama musim panas yang terjadi belakangan ini, penampungan air hujan sementara sidomakmur menjadi tandus serta mengeluarkan bau tak sedap. Masyarakatpun kini berharap pada satu kolam tersisa yang hanya dapat mencukupi kebutuhan air selama 10 hari kedepan. [Mondo]