Berantas Filariasis, Bintuni Targetkan Capai 85%

oleh -55 Dilihat
oleh
Frengky Mobilala
banner 468x60

BINTUNI, kadatebintuni.com ~ Filariasis atau kaki gajah, adalah golongan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan, dapat menimbulkan cacat menetap.

Program yang digulirkan dari kemenkes, dengan tujuan berantas penyakit kaki gajah, Dinas Kesehatan kabupaten Teluk Bintuni, melakukan program Pelaksanaan Pembagian Obat Pencegahan Massar (POPM) Filiriasis.

Ferdinan Mangalik

Hal ini di konfirmasi, kepala Puskesmas Bintuni, dr. Ferdinan Mangalik mengatakan petugas telah melakukan pembagian obat kepada masyarakat. “Kami melakukan program “door to door”, alias jemput bola, kini petugas yang datangi masyarakat,” ujar Ferdinan

banner 336x280

Sementara itu, Kepala Bidang P2L Dinas Kesehatan Teluk Bintuni Frangky D. Mobilala, SKM, menjelaskan Bintuni targetkan 85% dalam pemberantasan Filariasis. Hal ini diungkapkan Frengky saat di temui di kediamannya.

” Bintuni merupakan daerah endemis, berdasarkan survey tahun 2006 untuk kaki gajah, seperti, daerah Manimeri, Atibo, KM 5, Timbuni, Sibena, juga kali kodok. Jika, berdasarkan program yakni minum obat selama 5 tahun berturut turut.

Sebenarnya, hal ini telah dilaksanakan semenjak tahun 2012. Namun, kala itu belum capai target. Di periode baru yakni di mulai tahun 2017, Bintuni berhasil mencapai target, dari yang ditetapkan di angka 65%.

Dan ditahun ini, semenjak di mulai dari tanggal 1 Oktober, secara keseluruhan, sementara sudah mencapai 11 % , dari target yang ditetapkan tahun ini yakni 85%,” terangnya.

Meski target kian meningkat, Mobilala optimis, akan capai target, ” Minggu lalu, kami sudah mengumpulkan seluruh kepala Puskesmas, dari 24 Puskesmas se kabupaten Teluk Bintuni, berikut pemegang program. Selain sosialiasi dan menyepakati target 85%, kami juga mencanangkan startegi jemput bola.

Dan perlu untuk diketahui, sejauh ini, di Provinsi Papua Barat, satu satunya puskesmas yg capai target adalah Bintuni, dengan Puskesmas Mayado, yang sudah capai 96%,” ungkapnya lebih lanjut.

Disinggung mengenai anggaran, Frangky katakan, operasional tidak menggunakan APBD, melainkan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dari Puskesmas. Justru yang menjadi kendala, adalah logistik. “Pengiriman keterlambatan pasokan logistik, justru menjadi kendala. Hingga untuk menutupi, sementara kami gunakan logistik tahun lalu,” jelasnya.

Frengky Mobilala

Pada kesempatan itu juga, Mobilala menghimbau agar masyarakat, dapat bekerja sama dengan petugas, “Saya menghimbau masyarakat, agar mari, kita sama-sama sukseskan pemberantasan kaki gajah, masyarakat di harapkan tidak menolak kedatangan petugas. Kita ketahui, bahwa Bintuni, sudah berprestasi dalam pemberantasan Malaria, kalau bisa, hal ini juga dapat diulangi, untuk Filariasis atau kaki gajah, ” pungkasnya.

Jika dilihat, dari tingkat kejadian, bahwa, Provinsi Papua Barat masuk dalam peringkat ketiga nasional penderita atau pengidap penyakit filariasis atau kaki gajah.

Berdasarkan data Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI, pada tahun 2002 hingga 2014, di Indonesia terdapat 14.932 kasus kaki gajah. Untuk Papua Barat mencapai angka 1.765 kasus, setelah NTT dan Aceh. [Baim]

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.