Tutup tahun 2018, Bupati Petrus Kasihiw secara simbolis bagikan dana keagamaan enam rumah ibadah

oleh -149 Dilihat
oleh
banner 468x60


Bintuni (KADATE) – Penghujung akhir tahun 2018, Bupati Teluk Bintuni Ir. Petrus Kasihiw, MT, Sabtu (29/12) membagi secara simbolis dana keagamaan (pembangunan sarana ibadah) bagi enam rumah ibadah, baik Kristen dan Muslim.

banner 336x280

Pembagian tersebut diawali dari GKI Jemaat Pniel SP IV Distrik Manimeri Rp. 1 milyar, GPI Kantor Klasis Gereja Protestan Indonesia Bintuni Rp. 2 milyar, Masjid Quba pasar sentral Rp. 500 juta, masjid Alfatika Tahiti Rp. 1 milyar dan gereja GKI Sion Sibena  Rp. 1 milyar.

Staf ahli Bupati Bidang Keagamaan, Yoseph Dian, saat menyampaikan sepatah dua kata menjelaskan bahwa pemberian dana keagamaan, diberikan kepada Gereja/ Masjid yang memerlukan bantuan.

“Pemberian bantuan keagamaan ini diberikan kepada rumah ibadah yang benar-benar memerlukan bantuan, sehingga pembagian besarnya plafon anggaran tidak membedakan antara satu rumah ibadah dengan yang lainya,” tutur Yosep Dian.

Dana 10 persen murni dari total APBD Teluk Bintuni yang diperuntukan bagi keagamaan merupakan kebijakan visi misi Bupati dan Wakil Bupati, sehingga dari tahun 2017 sampai saat ini, pemerintah daerah sudah mengucurkan dana yang cukup besar untuk pembangunan sarana dan prasarana ibadah.

Namun, menurut Yoseph Dian, karena dana ini dari pemerintah, maka harus dipertanggungjawabkan penggunaannya secara baik dan benar.

“Karena dari pengalaman kami saat diperiksa oleh BPK sampai berjam jam. Untuk itu, pengelolaan anggaran ini harus dilakukan secara optimal mungkin” jelas Yosep.

Sementara itu, Bupati Petrus Kasihiw dalam sambutanya mengatakan, karena dana keagamaan ini diberikan kepada banyak tempat ibadah, maka ia hanya menyerahkan secara simbolis kepada beberapa tempat ibadah saja.

Lanjut Bupati menjelaskan bahwa bantuan keagamaan kali ini diberikan pada akhir tahun disebabkan ketidakstabilan keuangan secara Nasional yang turut mempengaruhi alur Kasda (Kas Daerah).

“Dan karena kondisi keuangan juga, maka total dana keagamaan tahun 2018 ini lebih kecil jika dibandingkan tahun 2017 lalu. Jika dibandingkan tahun lalu, jumlah tempat ibadah sedikit sehingga alokasinya ke masing masing agak besar, namun tahun ini peminat atau tempat ibadah yang mau dibangun semakin banyak,” jelas Petrus Kasihiw.

Sehingga dalam pertemuan dengan pimpinan lembaga keagamaan belum lama ini disepakati bahwa, mulai tahun 2019 akan dilakukan pendataan yang lebih baik lagi. Dan dalam pemberian nilai bantuan tidak diputuskan oleh Bupati.

“Agar tertib administrasi, nanti akan ada tim keagamaan yang memverifikasi semua kelengkapan proposal-proposal yang masuk, setelah itu dilakukan rasionalisasi atas jumlah usulan dan selanjutnya dinaikan ke Bupati,” sebutnya.

“Sesuai kebijakan saya, akan melihat sarana ibadah yang benar benar dalam proses pembangunan, dan yang belum ada tanda tanda pembangunan kita pending dulu,” kata Bupati.

Lebih lanjut Bupati menjabarkan tujuan dari bantuan keagamaan adalah harus menjadi sebuah wujud monumental sehingga presentasi pembangunan sarana ibadah terbesar adalah berupa fisik, baik Pembangunan Gereja, Masjid, Pastoral dan sarana sarana pendukung penting lainya.

“Tahun ini juga kami sudah alokasikan untuk bantuan operasional kegiatan kegiatan keagamaan dan akan di transfer ke masing masing lembaga lembaga keagamaan. Memang terbatas, karena fokus kami adalah pembangunan sarana ibadah,” tutup Bupati sesuai rilis Humas Protokoler Teluk Bintuni.[****/Daniel]

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.