Caption : Drs. Ec. Lambertus Jitmau, MM
Sorong (KADATE) – Nama Wali Kota Sorong dua periode, Drs. Ec. Lambertus Jitmau, MM begitu melejit tak terbendung mengalahkan calon petahana Gubernur Papua Barat saat ini Drs. Dominggus Mandacan dalam hasil polling yang dilakukan oleh Komunitas Anak Milenial Papua Barat (KAM-PB) beberapa waktu terakhir yang kemudian hasilnya dirilis pada awal tahun 2021 cukup mengejutkan publik Papua Barat.
Menjelang kontestasi pemilihan gubernur dan wakil gubernur Papua Barat yang sampai saat ini belum bisa dipastikan apakah akan berlangsung di tahun 2022 ataukah 2023 maupun 2024, akan tetapi oleh beberapa lembaga survei maupun kelompok-kelompok komunitas yang sudah mulai melakukan survei secara diam-diam maupun terbuka untuk mendapatkan respon publik guna mendeteksi calon-calon potensial Gubernur dan wakil Gubernur Papua Barat periode mendatang.
Sebagaimana hasil polling yang dilakukan oleh Komunitas Anak Milenial Papua Barat (KAM-PB) beberapa waktu terakhir yang kemudian hasilnya dirilis pada awal tahun 2021 cukup mengejutkan publik Papua Barat.
Bahkan nasional karena dari sekian calon Gubernur yang ikut di polling, nama Wali Kota Sorong Lambert Jitmau begitu melejit tak terbendung mengalahkan calon petahana gubernur Papua Barat saat ini Dominggus Mandacan.
Husin Mahu, Koordinator Survey dari KAM-PB mengatakan bahwa ini awalnya hanya iseng-iseng saja untuk mendeteksi siapa calon pilihan gubernur yang dikehendaki masyarakat Papua Barat ke depan.
“Nah ternyata setelah kami survei respon masyarakat begitu luar biasa sehingga pada akhirnya polling kami tutup pada tanggal 2 Januari 2021 yang hasilnya cukup mengejutkan kita semua.
Karena di luar dugaan Wali Kota Sorong Lambert Jitmau begitu besar mendapatkan perhatian dan harapan masyarakat Papua Barat ke depan dengan prosentase 64,6 % atau 2.251 suara dari 3.487 suara,” ungkap Husin Mahu .
Diurutan kedua disusul oleh sang petahana, Dominggus Mandacan dengan prosentase 26,2 % atau 914 suara dan calon potensial lainnya secara berurutan dengan variasi persentase suara yang berbeda sebagaimana tabel suara yang kami sajikan.
Lanjut Chen sapaan akrabnya mengatakan, “Polling ini kami lakukan cukup singkat dengan durasi waktu hanya 1 minggu karena menjaring suara dengan cara polling di media sosial, sekedar untuk mendeteksi karena kami anak milenial ini juga harus melek dengan politik dan pengen tahu sejauh mana calon gubernur potensial yang bisa kami dukung ke depan.”
Sebagai informasi tambahan saja bahwa jika saja mengacu pada undang-undang nomor 10 tahun 2016 semestinya pilkada gubernur Papua Barat itu baru bisa dilangsungkan di 2024 tepatnya di bulan November 2024 itu karena jelas diatur di dalam pasal 201.
Selagi belum ada revisi undang-undang tersebut, maka tidak ada istilah Pilkada Gubernur Papua Barat dilaksanakan di 2022 maupun di 2023, akan tetapi semua itu bisa berubah kapan saja. (Azrul/Daniel)