KB – Masyarakat di Flores Bajawa, dan Sumba Barat Daya yang potensi Kopinya sangat menjanjikan kali ini harus berbangga atas kehadiran PT. Javanero dan PT. Javanero Komunitas Indonesia (JavaKoin) yang hadir dengan konsep baru untuk melakukan pemberdayaan petani Kopi. Sistem baru yang dikendalikan PT. JavaKoin dengan menggunakan pendekatan koperasi digital akan lebih mempermudah petani kopi dalam banyak hal. Selain aspek keterbukaan dan pemberdayaan, lebih dari itu Koperasi mampu menjawab kebutuhan lain yang diinginkan.
Untuk diketahui, PT Javanero Komunitas Indonesia atau disingkat JavaKoin yang dirintis sejak Maret 2017 dan secara formal didirikan pada tanggal 19 Januari 2018 telah memiliki kosep baru dan telah dilakukan di beberapa daerah dalam pengembangan potensi Kopi di Indonesia. Konsep manajemen berbasis digitalisasi Koperasi dapat dikelolah bersama rakyat. Koperasi berbasis adalah satu sistem dimana petani kopi akan berinteraksi secara langsung dengan pihak manajemen termasuk harga dipasaran.
JavaKoin menyakini bahwa untuk menjaga cita rasa kopi itu hanya bisa dilakukan dengan pola kerja yang terbuka bersama petani kopi dalam satu manejemen yang baik. Petani Kopi akan menjadi satu-satunya konsentrasi pemberdayaan yang dilakukan dengan maksud agar produktifitas petani meningkat dan cita rasa kopi Indonesia tetap terjaga.
“JavaKoin akan fokus kepada aktivitas TekFin yang pada awalnya untuk mendukung kegiatan operasi Javanero sebagai produsen Kopi Specialty Arabika. Namun seiring dengan kebutuhan dan keinginan komunitas petani dan nelayan di Indonesia, maka JavaKoin juga fokus menyediakan teknologi untuk mendukung segala kegiatan operasi produsen komoditas unggulan guna pemberdayaan masyarakat pedesaan melalui Digitalisasi Koperasi. Selain itu, JavaKoin juga akan membangun kerjasama dengan para pihak yang aktif terlibat dalam pasar komoditas di Indonesia”, begitu kata Director PT. JavaKoin Alex Tifaona menjawab bisnisflobamora.com di Bandara Eltari Kupang, Sabtu (10/2).
Adapun Permasalahan Umum Petani Kopi di Indonesia kata Alex, sebagian besar menjual kopi dalam bentuk beras (green bean) melalui proses yang masih manual (ditumbuk, ditapis, dll). Proses seperti ini tidak dapat diterima di pasar internasional (ekspor) karena sulit untuk dilakukan lacak balik parameternya untuk mengetahui berapa persen buah merah yang digunakan, tingkat kadar air, lamanya fermentasi dan lainnya.
“Melalui kunjungan ke beberapa wilayah di Indonesia, JavaKoin mengambil peran untuk turut mengembalikan kejayaan Kopi Indonesia di mata internasional melalui produksi kopi berkualitas serta terlibat secara aktif dalam pemberdayaan taraf hidup petani melalui Digitalisasi Koperasi”, jelas Alex.
Pada kesempatan itu Alex juga mengungkapkan rasa bangganya kepada para petani Kopi yang sudah rela meluangkan waktu bersamanya dalam pemantauan langsung di kebun Kopi serta telah menjadi anggota untuk Koperasi Serba usaha Ura Nunga. [fren_lutrun]