Dinas Kesehatan Gunakan Kapal Bintuni Sehat Ajak Tim Kemenkes “Education Tour Mangrove”

oleh -98 Dilihat
oleh
banner 468x60

BINTUNI, kadatebintuni.com ~ Mengobservasi secara langsung kawasan Mangrove yang tumbuh subur di wilayah Teluk Bintuni, adalah salah satu agenda tim pra kunjungan Kemenkes RI yang telah disiapkan oleh Dinas Kesehatan Teluk Bintuni.

Usai mengikuti serangkaian kegiatan, tim Kemenkes RI di ajak kepala dinas Kesehatan dan Bupati Ir. Petrus Kasihiw MT mengarungi kawasan perairan teluk Bintuni, hingga ke muara, yang di tumbuhi Mangrove.

banner 336x280

Pada 16.10 Wit (26/7), rombongan mulai bertolak dari pelabuhan Bintuni menggunakan kapal apung, “Bintuni Sehat”.

Kapal apung, yang juga merupakan UGD terapung ini, memiliki fasilitas pengobatan yang mumpuni, diantaranya, tersedia kamar operasi untuk bedah minor, ruang periksa, hingga laboratorium yang memang diperuntukkan Dinkes untuk menyentuh wilayah-wilayah Teluk Bintuni daerah pesisir yang tak terjangkau kendaraan darat.

Dalam rombongan tour itu, selain Bupati Teluk Bintuni, Ir. Petrus kasihiw, MT, juga turut menemani tim pra kunjungan Kemenkes, Kepala Dinas Kesehatan Teluk Bintuni, Ekber Fakdawer,SH,MM, kepala bidang P2L Dinas Kesehatan Teluk Bintuni , Frangky D. Mobilala,SKM, Direktur Rumah Sakit/ BLUD Bintuni dr. Eka. W. Suradji, Ph.D, serta rombongan Dinkes Provinsi dan Dinkes Teluk Bintuni.

Hutan Mangrove yang erat kaitannya dengan tolak ukur keberhasilan program EDAT, dimana, secara tidak langsung pepohonan Bakau itu, adalah sarang alamiah dari berbagai jenis Nyamuk, termasuk Nyamuk penyebab penyakit malaria, Anhopeles. Namun pada kenyataanya, Malaria berhasil di berantas melalui program EDAT, seperti yang di ungkapkan, kepala bidang P2L Dinas Kesehatan Teluk Bintuni , Frangky D. Mobilala, SKM.

“Hutan Mangrove yang berada di Teluk Bintuni, merupakan yang terbesar ke dua di Dunia. Ini adalah sarang nyamuk alami, tetapi berbanding terbalik, ketika melalui program EDAT dari Dinas kesehatan Kabupaten surganya tumbuhan mangrove ini, bisa di katakan bebas malaria,” ungkapnya.

Ditanya mengenai rahasianya, Frangky menjelaskan singkat, bahwa bukan dari nyamuknya yang di berantas, karena itu pekerjaan mustahil, tetapi yang di berantas adalah parasit penyebab penyakitnya. “Kalau mau berantas nyamuk di Bintuni, itu pekerjaan mustahil, karena kembali, kita punya hutan mangrove yang amat luas. Sehingga kunci keberhasilan pemberantasan malaria adalah, dengan memberantas parasit penyebab malaria,” jelasnya lagi.

Sementara itu, selain teredukasi , rombongan tour juga sangat menikmati, pemandangan indah yang terhampar di pandangan mata, menunjukan kayanya alam, yang terkemas dalam balutan surgawi di negeri sisar matiti ini. [Baim].

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.