Bintuni (KADATE) – Salah satu pemuda 7 Suku yang juga aktif di dunia pendidikan di Teluk Bintuni, Roy Marthen Masyewi, S.Pd mengemukakan pendapatnya bahwa untuk membangun sumber daya manusia (SDM) yang handal musti dilakukan bersinergi antara pemerintah daerah, lembaga adat, dan pihak keagamaan. Sebab, persoalan pendidikan itu kompleks, selain memberikan ilmu pengetahuan bagi generasi muda untuk masa depannya, juga perlu didikan terkait moralitas.
Dalam bincang-bincang dengan kadatebintuni.com, Jumat (28/1/2022) malam, Roy Masyewi, S.Pd yang juga sebagai salah satu pengurus partai politik itu melihat sudah sangat urgen penanganan moralitas generasi muda. Dia juga melihat telah terjadi penurunan moralitas generasi muda di negeri sisar matiti ini.
Pasalnya, kata Roy Masyewi, perilaku anak sekolah pun ditemukan seperti yang tidak bersekolah terkait etika, sopan santun dan juga kehidupan yang dekat dengan minum minuman beralkohol bahkan ada yang terlibat pergaulan bebas. “Dan ini berbahaya bagi generasi muda kita ke depan, terutama anak-anak 7 suku,” tutur Roy Masyewi bernada serius.
Maka itu, kata Roy Masyewi bahwa tiga pilar yakni pemerintah, lembaga adat dan pihak keagamaan harus bekerja sama dan perhatikan generasi muda kini, secara khusus generasi muda 7 suku. “Kenapa saya prihatin, karena mereka generasi muda adalah penerus tongkat estafet pembangunan di suatu daerah, khususnya kita di Teluk Bintuni ini ke depan,” ucapnya.
Dia mengamati, ada kecenderungan orang tua yang sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas rutin tiap hari bahwa tidak ada waktu untuk melihat dan memperhatikan anak-anaknya secara baik. Ini katanya, lebih terjadi pada orang tua yang tidak memiliki pekerjaan tetap.
“Karena orang tua sibuk kerja, anak-anak kurang diperhatikan. Pergi ke sekolah tapi tidak sampai di sekolah. Dan juga ada yang dengan teman-teman baku ajak minum mabuk, dan pergaulan bebas, dan terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan,” ungkapnya.
Selaku tokoh pemuda, Roy mengaku ikut peduli pada dunia pendidikan dan generasi muda, bila moralitas jadi menurun. “Saya juga minta Dinas pendidikan untuk melihat hal ini dari pendidikan dasar sampai SMA,” ujarnya.
Selain kewajiban orang tua dalam mendidik anak-anak, kata Roy, tiga elemen penting di daerah yakni pemerintah, adat dan agama mesti bersinergi dengan baik. “Tidak kemudian, kita lihat masing-masing berjalan sesuai dengan kepentingannya sehingga tidak mampu memainkan kontrol sosial di tengah masyarakat,” kata Roy.
Ada anak muda bahkan anak sekolah yang mabuk, mengapa terjadi demikian? “Karena salah satu sebabnya kontrol sosial yang lemah, sehingga tidak ada sangsi sosial. Efeknya nanti daerah ini akan kehilangan generasi emas, pewaris negeri ini di masa depan,” tandasnya. [Azrul]