Sorong (KADATE) – Rombongan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, yang dipimpin langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim, tiba di Bandar Udara Edoardo Antonius Osok, Sorong, Papua Barat (Rabu, 10/02/2021). Mas Menteri di damping langsung oleh Staf Khusus Billy Mambrasar, dalam kunjungan kerja 3 Hari yang akan dilakukan di Kota dan Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat.
Tidak seperti kunjungan Pejabat-pejabat pada umumnya, Mas Menteri dan Kaka Stafsus, yang keduanya masih berada dalam usia Milenial, terlihat berpakaian semi casual, dan dengan santai berjalan berdiskusi tanpa didampingi protokol kenegaraan super ketat. Nadiem Makarim yang adalah lulusan Universitas Harvard Amerika Serikat, bersama dengan Billy Mambrasar, yang saat ini tengah menempuh Pendidikannya di Universitas yang sama ini, terlihat hangat berdiskusi bersama.
Mas Menteri, yang adalah pendiri dan Pemilik Start-up GOJEK ini terlihat menggunakan Celana Jins, dengan sepatu sniker hitam, dan switer berwarna hitam, sementara Kaka Stafsus Billy Mambrasar, terlihat santai dengan kemeja hitam, celana cino dan sepatu sniker berwarna putih. Keduanya berjalan sambil berdiskusi tentang perancangan strategi percepatan pembangunan Pendidikan dan Sumber Daya Manusia di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Adapun agenda dari kunjungan tersebut diantaranya: Peninjauan sekolah sebagai contoh proses digitalisasi Pendidikan di Provinsi Papua dan Papua Barat, peninjauan SLB dan diskusi dengan GTK SLB, diskusi perlindungan dan pemajuan kebudayaan di Sanggar Seni, dan dilanjutkan dengan agenda yang sama di Pulau Doom.
Merupakan kunjungan pertama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ke Tanah Papua, Staf Khusus Presiden RI, Billy Mambrasar menyatakan sangat antusias untuk menemani Mas Menteri.
“Hubungan saya cukup akrab dengan Mas Nadiem, dan beberapa isu-isu Pendidikan khususnya percepatan Pendidikan di Papua dan Papua Barat, sering kami kerjakan bersama. Kebetulan bidang kerja saya menyentuh isu Pembangunan Manusia dan Pendidikan, khususnya daerah 3T, jadi dengan Pak Dirjen, Mas Iwan Syahril (Dirjen GTK) dan Mas Menteri, kita sudah menjadi mitra kerja”, Tutur Penerima Beasiswa dari Tanoto Foundation, Australia Awards, dan LPDP Kementerian Keuangan ini.
Seperti diketahui, Billy Mambrasar aktif terlibat mengadvokasi isu-isu Pendidikan di Tanah kelahirannya, Tanah Papua, dan telah lama berkiprah lewat Yayasan Kitong Bisa, mengembangkan Pendidikan di kedua Provinsi Paling timur ini.
“Pak Presiden melalui Inpres No.9 tahun 2020, menegaskan bahwa fokus utama pembangunan Papua dan Papua Barat kedepannya adalah Manusianya, Orang Asli Papua, oleh sebab itu, penting kita untuk mengawal penyusunan rencana aksi Pembangunan Pendidikan ini, agar visi tersebut dapat tercapai” Jelas Billy Mambrasar menerangkan Inpres tentang percepatan pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat yang diluncurkan tahun 2020 lalu.
Diminta berkomentar tentang gaya berpakaiannya, Billy Mambrasar menyatakan bahwa memang dalam setiap kunjungan kedinasan dan kenegaraan, dia selalu mencoba terlihat lebih santai dan informal, dengan tujuan untuk kenyamanan kerja, dan juga untuk menghindari kekakuan berinteraksi dengan masyakart, dan agar dapat berdiskusi cair sambil menampung aspirasi.
“Biar lebih santai, jadi kerja enak, selain itu, biar tidak terlalu kaku, agar diskusi dengan masyarakat jadi lebih cair, menampung banyak aspirasi, untuk saya sampaikan ke Pak Presiden”, ujar Putra Asli Papua asal Saireri ini. (ist/Daniel)