Conservation International Foundation (CI) menyambut dan mendukung kolaborasi pengembangan ekowisata mangrove dan pengembangan back bone sebyar sebagai kegiatan pemberdayaan dan pemanfaat hutan secara berkelanjutan dengan tetap fokus pada konservasi.
Hal tersebut disampaikan oleh Dr.Yance Defretes dalam “Diskusi Percepatan Pembangunan dan Pengembangan Ekowisata Mangrove Teluk Bintuni yang dilakukan melalui Zoom Meeting, selasa 06/07/2021.
Pada tahap awal ini CI akan mempelajari rencana yang sudah disampaikan PEMDA dan selanjutnya akan kembali melanjutkan koordinasi, termasuk membantu PEMDA dengan beberapa hasil Kajian Mangrove Teluk Bintuni, sehingga kiranya dapat membantu referensi dan informasi pada tahapan awal ini.
PEMDA Kabupaten Teluk Bintuni yang diwakili Nico Leftungun S.Hut., M.Ling juga menyampaikan terima kasih kepada Koordinator CI Papua Barat, atas arahan Konstrutif terkait pengembangan EKOWISATA.
Disampaikan pula, potensi mangrove Kabupaten Teluk Bintuni cukup tinggi, baik dari kerapatan jenis, luasan, Isu emisi karbon, dan lahan gambut yang ada memerlukan perhatian serius.
Dalam pengelolaan Mangrove dalam kaitan dengan EKOWISATA, PEMDA Kabupaten Teluk Bintuni membutuhkan sinergi dengan mitra potensial dan CI merupakan salah satu mitra potensial, disamping itu juga ada Mitra PEMDA seperti SIOGEPA, KITONG BISA CONSULTING, SAHABAT MANGROVE dan yang lainnya, termasuk UNIPA.
Beberapa fokus yang masih perlu dipelajari termasuk pengalaman CI dalam menyiapkan Ekowisata Raja Ampat, Ekowisata Triton Kaimana dan Arguni. Kehadiran Ekowisata mangrove ini juga merupakan bagian terintegrasi.
Menurut Nico, salah satu agenda PEMDA Teluk Bintuni adalah Festival Mangrove dimana agenda penting untuk mempekenalkan Hutan Mangrove Teluk Bintuni dimata Dunia menjadi “MUTIARA HIJAU” Timur Indonesia (ist/dmd)