Sistem Early Diagnosis And Treatment (EDAT) yang dikembangkan Pemkab Teluk Bintuni berhasil meraih juara pada United Nations Public Service Awards (UNPSA). Atas keberhasilannya menanggulangi wabah malaria di Teluk Bintuni, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberi tugas khusus agar sistem serupa direplikasi di wilayah endemik malaria. Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Diah Natalisa bersyukur karena satu dari 21 inovasi yang dikirim ke PBB berhasil menjadi juara.
“Kita juga mendapat tugas khusus dari PBB untuk dapat mereplikasi inovasi luar biasa ini ke seluruh daerah endemik malaria di Indonesia,” ujar Diah Natalisa di Jakarta, Selasa (26/6/2018). Sistem EDAT menjadi juara dalam kategori Menjangkau yang Paling Miskin dan Rentan Melalui Layanan Inklusif dan Kemitraan untuk regional Asia Pasifik. Sejak diimplementasikan tahun 2010, sistem ini berhasil mereduksi wabah malaria. Pada tahun 2015, kasus malaria turun menjadi angka 2,4 per 1000 penduduk dari angka 115 per 1000 penduduk pada tahun 2009. Pada tahun 2016, tingkat morbiditas malaria kembali turun menjadi 5 penderita per 1000 penduduk.
Program ini adalah kerja sama Pemkab Teluk Bintuni, organisasi non-pemerintah dan sektor swasta. Sistem EDAT dilaksanakan dengan membentuk Juru Malaria Kampung (JMK) atau spesialis malaria yang bertugas meningkatkan kesadaran dan edukasi masyarakat tentang identifikasi, pencegahan, dan pengobatan. Aparat terkait juga melatih penduduk desa sebagai petugas kesehatan, pengemasan obat malaria agar lebih mudah digunakan, dan memastikan kualitas asuransi yang terintegrasi.
Diah mengungkapkan, kemenangan Pemkab Teluk Bintuni ini juga atas doa restu dari penyelenggara pelayanan publik seluruh Indonesia. Program asli Bumi Cendrawasih ini menyumbangkan piala pertama bagi Indonesia sebagai juara pertama inovasi pelayanan publik di tingkat global.
Sebelum diusulkan ke tingkat dunia, Kementerian PANRB melaksanakan Kompetensi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) dan rutin melakukan pembinaan serta pendampingan. Kebijakan one agenda one inovation yang digaungkan sejak 2013 pun disambut positif oleh seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN). Sejak saat itu, banyak instansi pemerintah yang mulai mengembangkan inovasi pelayanan publiknya.
Diah berharap, kemenangan Pemkab Teluk Bintuni ini memacu pemda lainnya untuk mengoptimalkan pelayanan masyarakat. “Semoga keberhasilan ini dapat menginspirasi semua penyelenggara pelayanan publik bahwa kita bisa. Bravo Indonesia!” Pungkas Guru Besar Universitas Sriwijaya ini.
(Sumber: https://breakingnews.co.id)