BINTUNI | KADATEBINTUNI.COM ~ Perayaan Natal Oikumene yang dilaksanakan oleh warga masyarakat Suku Sebyar, satu diantara 7 suku lokal yang mendiami kabupaten Teluk Bintuni melibatkan pemeluk agama Katolik, Kristen Protestan, Pantekosta dan Islam. Umat Muslim khususnya penduduk asli Papua suku Sebyar ikut rayakan Natal bersama itu di Gereja Katolik Weriagar, Jumat (27/12/2019).
Menurut Pastor Fidel Nili menceritakan bahwa dahulu orang saling mengasihi karena ada agama. Karena itu, ia sangat menyayangkan jika sekarang malah ada yang saling membenci karena agama.
Dia mengatakan, agama apapun yang ada di dunia maupun di Indonesia selalu mengajarkan hal – hal yang baik, “tidak pernah satu agama manapun yang mengajarkan hal – hal yang bertentangan dengan nilai – nilai kemanusiaan,” ujarnya.
Oleh karena itu, lewat perayaan Natal itu sebagai moment untuk saling tahu dan introspeksi diri karena berkumpulnya empat golongan agama di wilayah adat Suku Sebyar itu. Di Sebyar, keanekaragaman agama namun masih satu bagian saudara atau satu darah dan marga yang sama, inilah salah satu contoh bingkai miniatur Indonesia. “Memang secara turun temurun dari nenek moyang suku Sebyar yang sampai saat ini masih dijunjung tinggi dan dipertahankan ” terang Pastor Fidel.
Kata Pastor Fidel, peristiwa Natal adalah peristiwa Damai tidak ada yang lain, mengapa ? Sebab dengan kelahiran Sang Juru Selamat kedalam Dunia, menghadirkan damai suka cita bagi umat manusia. “Saya berharap bahwa dengan berkumpulnya kita semua ditempat ini, maka ini adalah cerminan cinta kasih dan persaudaraan. Untuk apa kita mengaku diri beragama kalau kita tidak bisa menjadi sahabat bagi semua orang, ” tuturnya.
Sementara itu, Bupati Ir. Petrus Kasihiw,MT dalam sambutannya yang dibacakan Staf Ahli Bupati Berti Parinussa, ST mengatakan, ” kegiatan ini terwujud adalah bagian dari kerja sama yang baik antara Pemerintah dan pengurus pengurus Gereja maupun Masjid.
Ia berharap seluruh lapisan masyarakat lebih khusus keluarga besar masyarakat adat suku Sebyar, yang sama sama kita tahu ada ragam agama didalamnya, ini adalah ikatan tali kasih persaudaraan yang tinggi diatas segala galanya. ” yang terpenting adalah rasa persaudaraan yang kita bangun dan jaga selalu maka secara otomatis proses proses kehidupan yang lain dapat berjalan seirama, “tutupnya. (Azrul)